Pertanyaan Klasik Tentang Simak UI

Aloha guys....
gue mau cerita sebagai mahasiswa yang masuk UI lewat jalur Simak udah tentu bakal diberondong beribu pertanyaan sama adik kelas dan teman-teman seangkatan yang tahun ini mau coba ptn lagi, terutama Simak UI.
kalian taukan apa itu Simak UI? yaitu Seleksi masuk UI/ujian mandiri dari UI nya langsung. biasanya sih peserta simak itu membludak sampa puluhan ribu. di tahun gue peserta simak ada 48.000 lebih (data kompas) dan yang diterima sekitar kurang dari 2000an (sekali lagi ini data kompas yaaa, bukan karangan gue). berbeda dengan ptn lain misalnya UM sebuah universitas di semarang yang pesertanya hanya 18.000 orang (ini juga data internet, bukan kararangan gue semata).

nah, untuk ngejawab pertanyaan adik-adik kelas atau teman seangkatan gue yang menurut gue klasik dan relatif  "sama" jadi gue jawab diblog aja ya semuanya. kalau ada yg kurang jelas bisa tanya lagi ke gue.

• "Simak UI itu susah gak sih?"
  kebayang ga gue harus jawab apa kalau ada yang nanya kaya gini? jawaban gue adalah semua tes susah kalau lo semua enggak menguasai materi. dan khusus untuk simak UI, semua anak UI yang masuk lewat jalur simak itu mengakui bahwa soal simak itu susah.
  
  
• "gue minat sama jurusan "A" kira-kira peminatnya banyak enggak sih?"
  semua jurusan di UI banyak peminatnya, walaupun kuotanya beda-beda sih. intinya percaya diri aja dan cuma elo sendiri yang tau sampai dimana kemampuan lo. coba yang kira-kira lo suka dan lo bisa masuk disitu
  
  
• "gue mau ikut simak aja, gue engga mau ikut SBMPTN"
  kalau masalah ini semerdeka lo aja sebagai para peserta mau ikut yang mana. gue cuma mau ngasih tau kalau di tahun gue persentasi jalur simak cuma 20%, SBMPTN 30%, dan SNMPTN itu 50%. kenapa dulu gue langsung fokus simak dan ga ikut sbmptn/snmptn?
  simple sih, gue ga ikut sbmptn karena gue pikir kuota simak ada 50%, ternyata malah 20%. gue berpikir kuota simak tahun gue sama dengan tahun lalu. yah jadilah gue dengan bodohnya malah ikut simak dengan perserta terbanyak dan kuota tersedikit hahahaa.
  dan kenapa gue engga ikut snmptn? karena gue mau ikut tes aja, sekalian uji otak *iningibulbangethahaha boong...boong... waktu itu ga engga yakin buat ikut SNMPTN ke UI, yaaah terlalu bonafid buat sekolah gue yg baru akreditasi A.
• apa aja sih persiapan buat masuk simak?
  ini akan gue jawab dengan klasik yaitu : belajar dan berdoa
  
  
• lolos simak itu untung-untungan, kadang-kadang yang bodoh aja bisa lolos. bener enggak?
  gue ikut Simak dan setelah satu semester di UI gue belum melihat anak bodoh yang lolos simak. semua anak disini menurut gue tergolong "pintar dan rajin-rajin".
  terkadang kita terlalu picik menilai seseorang. engga selamanya anak yang terlihat bodoh, masa bodo dan biasa aja akan selamanya seperti itu. terkadang mereka berubah lebih drastis dibanding anak-anak lainnya. intinya roda berputar sih, si "A" yang terlihat bodoh dan biasa aja pun punya kesempatan yang sama buat lolos.
• "temen gue pinter, tapi kenapa enggak lolos?"
  
  
  banyak faktor, dan cuma tamen lo sendiri yang tau dimana letak kesalahannya.
  biasanya sih, gara-gara dia memilih beberapa jurusan dengan passing grade yang relatif tinggi-tinggi. merasa mampu itu boleh, tapi kita enggak tau persiapan peserta lain sudah sejauh apa. untuk jaga-jaga enggak ada salahnya lo pilih juga yang passing gradenya enggak terlalu tinggi.
  
  atau bisa juga di ngeblank di simak, yaaa gue juga pas ikut simak ngerasa kaya gitu. belajarnya udah ekstra banget (padahal biasanya males-malesan hahaa) tapi pas liat soalnya mata gue langsung berkunang-kunang. apa daya gue gak berdaya akhirnya gue isi aja yang menurut gue bener (jujur, ini ilmu kira-kira hahaaa)
  
  
• perhitungan soal SBMPTN lebih ribet dari SIMAK
  kalau masalah ini biar tim aja yang ngurusin. intinya kalau emang lu pantes maka lo akan lolos. setau gue sih sama aja dan enggak ada gunanya juga diurusin. kan yang ngehitung score mereka, bukan kita.
  
  oh iya waktu ikut simak, gue cuma isi soal yang gue bisa. daripada gue isi terus -1 kan enggak lucu juga. gue lihat anak yang didepan gue ngisinya penuh, anak disamping gue juga ngisinya penuh. tanpa ngerasa bodoh hahahaa gue kumpulin aja jawaban gue dan soalnya.
  pas pengumuman simak tanggal 19 Juli 2013, waktu itu pukul 08.00 WIB gue udah didepan komputer. tapi gue ragu, akhirnya gue cek nomor peserta sebelum gue dulu, yaitu nomor anak yang ada didepan gue. dan dilayar komputer intinya tertulis.
  
  "maaf anda tidak diterima"
  
  tangan gue gemetar. badan gue panas dingin, hidup mati gue ada di SIMAK, secara gue udah melewatkan 2 kesempatan yaitu SBM dan SNM.
  
  akhirnya gue cek nomor anak-anak kelas gue. tapi nomor gue sendiri gue cek belakangan.
  
  intinya masih sama
  
  "maaf... maaf... maaf..."
  
  dari 20 nomor yang gue cek, cuma dua nomor yang tertera tulisan
  
  "selamat....."
  
  okeh, daripada buang-buang waktu. gue memberanikan diri buat ngecek nomor gue. kalau enggak dapet gue mau coba IPB.
  
  dag-dig-dug... pasti pas giliran gue lola. setelah gue log off dan gue log on ulang. akhirnya keadaan sinyal stabil.
  dan dilayar komputer gue tertulis
  
  "selamat... anda diterima masuk Universitas Indonesia"
  
  saat itu euforia melanda gue... tiba-tiba gue berdiri dan berkata "Tuhanm aku enggak pantes masuk UI, masih banyak yang lebih pantes" *oke oni boong banget hahahaa.
  
  intinya sih gue langsung bangunin bokap dan nelpin nyokap yang lagi nganter adik gue sekolah.
  
  "mah, irna diterima di UI."
  
  "hah serius kamu?"
  
  "iya serius"
  
  "alhamdulillah." gue denger dari seberang telpon kalau suara nyokap rada serak nahan tangis, mungkin nyokap bahagia melihat anaknya yang geblek ini lolos hahahaa.
  
  gue bangunin bokap.
  
  "pa, bangun. irna lolos UI."
  
  bokap gue langsung bangun dengan gaya salto
  
  "mana...mana?" beliau setengah berlari menujur ruang komputer.
  
  "ini."
  
  "alhamdulillah."
  
  bokap langsung mau nangis gitu... sedangkan gue emang udah nangis pas ngeliat pengumuan simak.
  
  intinya sih, semua perjuangan gue, mimpi-mimpi gue dan semua hal yang jadi resolusi gue tercapai. InsyaAllah. walaupun gue sadar kalau ini baru awal dari sebuah perjuangan.